Nama :
Tanggal :
Materi
:
Kelas :
|
|
|
Komentar
|
Variasi dalam
mengajar
1.Suara
Guru memberikan
variasi dalam nada,suara,volume suara,ketepatan bicara
|
|
2.Mimik
dan Gerak
Guru mengadakan
perubahan mimik dan gerak (tangan dan badan) untuk memperjelas penyajiannya.
|
|
3.Kesenyapan
Guru dengan sengaja
memberikan waktu senyap atau hening dalam pembicaraannya agar siswa berfikir
tentang apa yang akan dipelajarinya.
|
|
4.Kontak
Pandang
Guru melayangkan
kontak pandang dengan siswanya.
|
|
5.Perubahan
Posisi
Guru bergerak dikelas
untuk maksud yang berbeda-beda.
|
|
6.Memusatkan
Guru memberikan
tekanan terhadap butir-butir dari penyajiannya misalnya dengan menggunakan
bahasa lisan (seperti : dengar baik-baik,perhatikan ini) dan menggunakan
isyarat yang cocok (seperti: mengangkat tangan dan menunjuk dengan jari)
|
|
Variasi penggunaan
media dan alat bantu pengajaran
7.Variasi
visual
Guru menggunakan alat
bantu yang dapat dilihat (menunjukkan benda)
|
|
8.Variasi
aural
Guru menggunakan
berbagai suara langsung atau rekaman dalam pengajarannya
|
|
9.Variasi
alat bantu yang dapat di pegang
dan
dimanipulasi
Guru memberikan
kesempatan siswa memegang dan memanipulasi benda-benda atau alat bantu
pengajaran.
|
|
Variasi pola
interaksi dan kegiatan siswa
10.Variasi
interaksi
Guru memperkenalkan
perubahan dalam pola interaksi antara dia dengan siswa dan juga
menganekaragamkan kegiatan belajar siswa yang terlihat
|
|
|
Pengamat,
……………..
|
KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
Rabu, 14 Desember 2011
LEMBAR OBSERVASI KETRAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
Perkembangan sosial anak usia SD
- PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA SDA. Pengertian Perkembangan sosial Syamsul Yusuf (2007) menyatakan bahwa Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi ; meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama. Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya. Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirsakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang. Sunarto dan Hartono (1999) menyatakan bahwa : Hubungan sosial (sosialisasi) merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial mulai dari tingkat sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa dan bertambah umur, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian tingkat hubungan sosial juga berkembang amat kompleks. Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Tuntutan sosial pada perilaku sosial anak tergantung dari perbedaan harapan dan tuntutan budaya dalam masyarakat di mana anak berkembang, juga tergantung dari usia dan tugas perkembangannya. Sosialisasi merupakan proses belajar bersikap dan berperilaku sesuai dengan tututan sosial sehingga mampu hidup bermasyarakat dengan orang-orang di sekitarnya. Proses sosialisasi dilakukan melalui belajar berperilaku dan memainkan peran sosial yang dapat diterima masyarakat, serta mengembangkan sikap sosial sehingga akhirnya dapat melakukan penyesuaian sosial. Kemampuan peserta didik bersosialisasi antara lain dipengaruhi oleh kesempatan, waktu dan motivasi untuk bersosialisasi, kemampuan berkomunikasi dengan bahasa yang dapat dimengerti, dan metode belajar efektif serta bimbingan bersosialisasi. Dalam perkembangan sosial peserta didik usia SD/ MI, kelompok dan permainan anak memegang peranan penting. Melalui kegiatan kelompok dan permainan, anak SD/ MI
- belajar bergaul dan bersosialisasi dengan anak-anak lainnya. Agar dapat diterima dan tidak ditolak oleh kelompok dan permainan, anak perlu mengadakan penyesuaian sosial. Untuk itu anak perlu mempelajari berbagai keterampilan sosial seperti kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain, menolong orang lain. perkembangan sosial dapat menumbuhkan jiwa sosial dan perhatian terhadap lingkungan tanpa ada tekanan karena perkembangan sosial berkembang dengan baik. Dengan demikian, dapat dimengerti bahwa semakin bertambah usia anak maka semakin kompleks perkembangan sosialnya, dalam arti mereka semakin membutuhkan orang lain. Tidak dipungkiri lagi bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri, mereka butuh interaksi dengan manusia lainnya, interaksi sosial merupakan kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia.B. Karakteristik Perkembangan Sosial Anak a. Karakteristik Dan Ciri Tingkah Laku Sosial anak SD/MI Periode Usia Sekolah Minat terhadap kelompok makin besar, mulai mengurangi keikutsertaannya pada aktivitas keluarga. Pengaruh yang timbul pada keterampilan sosialisasi anak diantaranya berikut ini: Membantu anak untuk belajar bersama dengan orang lain dan bertingkah laku yang dapat diterima oleh kelompok. Membantu anak mengembangkan nilai-nilai sosial lain diluar nilainya Membantu mengembangkan kepribadian yang mandiri dengan mendapatkan kepuasan emosional dari rasa berkawan Menurut Hurlock mengemukakan ada beberapa pola perilaku dalam situasi sosial pada awal masa anak-anak yaitu sebagai berikut: kerja sama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan social, simpati, empati, ketergantungan, sikap ramah, meniru, perilaku kedekatan b. Tahapan Penerimaan Sosial Perkembangan sosial yang di alami anak adalah proses penerimaan social. Berkenan dengan penerimaan sosial Elizabeth B. Hurlock (1978) mengemukakan beberapa tahapan (stage) dalam penerimaan kelompok teman sebaya adalah sebagai berikut: 1) Reward Cost Stage
- Pada stage ini ditandai adanya harapan yang sama, aktivitas yang sama dan kedekatan 2) Normative Stage Pada stage ini ditandai oleh dimilik nilai yang sama, sikap terhadap aturan, dan sanksi yang diberikan biasanya terjadi pada anak kelas 4 dan 5. 3) An Emphatic Stage Pada Stage ini di miliknya pengertian, pembagian minat, self disclosure adanya kedekatan yang mulai mendalam di kelas 6.c. Bentuk-bentuk Perilaku Sosial Anak Melalui pergaulan atau hubungan sosial, baik dengan orang tua, anggota keluarga, orang dewasa lainnya maupun teman bermainnya, anak Usia SD/MI mulai mengembangkan bentuk-bentuk tingkah laku sosial, diantaranya: Pembangkangan (Negativisme) Bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak. Sikap orang tua terhadap anak seyogyanya tidak memandang pertanda mereka anak yang nakal, keras kepala, tolol atau sebutan negatif lainnya, sebaiknya orang tua mau memahami sebagai proses perkembangan anak dari sikap dependent menuju kearah independent Agresi (Agression) Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustasi (rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk ini diwujudkan dengan menyerang seperti ; mencubit, menggigit, menendang dan lain sebagainya. Sebaiknya orang tua berusaha mereduksi, mengurangi agresifitas anak dengan cara mengalihkan perhatian atau keinginan anak. Jika orang tua menghukum anak yang agresif maka egretifitas anak akan semakin memingkat. Berselisih (Bertengkar) Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap atau perilaku anak lain. Menggoda (Teasing)
- Menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang yang digodanya. Persaingan (Rivaly) Yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang lain. yaitu persaingan prestice (merasa ingin menjadi lebih dari orang lain). Kerja sama (Cooperation) Yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain. Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior) Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap bossiness. Wujud dari sikap ini adalah ; memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan sebagainya. Mementingkan diri sendiri (selffishness) Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya Simpati (Sympathy) Yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya.C. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak Faktor yang dapat mengganggu proses sosialisasi anak, menurut soetarno berpendapat bahwa ada dua faktor utama yang mempengaruhi perkembangan sosial anak, yaitu faktor lingkungan keluarga dan faktor dari luar rumah atau luar keluarga. Penjelasan dari dua faktor tersebut adalah: a. Faktor Keluarga Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan sosial anak. Diantara faktor yang terkait dengan keluarga dan yang banyak berpengaruh terhadap perkembangan social anak adalah hal-hal yang berkaitan dengan: Status sosial ekonomi keluarga Keutuhan keluarga. Sikap dan kebiasaan orang tua
- b. Faktor Lingkungan Luar Keluarga Pengalaman sosial awal diluar rumah melengkapi pengalaman didalam rumah dan merupakan penentu yang penting bagi sikap sosial dan pola perilaku anakSedangkan menurut Elizabeth B. Hurlock (1978) menambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak, yaitu faktor pengalaman awal yang diterima anak. Pengalaman social awal sangat menentukan perilaku kepribadian selanjutnya Sekolah juga mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi perkembangan sikap sosial anak, karena selama masa pertengahan dan akhir anak-anak, Anak-anak menghabiskan waktu bertahun-tahun di sekolah sebagai anggota suatu masyarakat kecil yang harus mengerjakan sejumlah tugas dan mengikuti sejumlah aturan yang menegaskan dan membatasi perilaku, perasaan dan sikap mereka (Santrock dalam Sinolungan). Di sekolah, guru membimbing perkembangan kemampuan sikap, dan hubungan sosial yang wajar pada peserta didiknya. Hubungan sosial yang sehat dalam sekolah dan kelas seyogyanya diprogram, dikreasikan, dan dipelihara bersama-sama dalam belajar, bermain dan berkompetisi sehat. Sekolah mengupayakan layanan bimbingan kepada peserta didik. Bimbingan selain untuk belajar adalah untuk penyesuaian diri ke dalam lingkungan atau juga penyerasian terhadap lingkungannya. Kepada siswa diajarkan tentang disiplin dan aturan melalui keteraturan atau conformity yang disiratkan dalam tiap pelajaran (Sinolungan, 2001).D. Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapat memikirkan dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil pemikiran dirinya tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan sering ada yang menyembunyikannya atau merahasiakannya. Pikiran anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemampuan abstraksi anak sering menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semestinya menurut alam pikirannya. Disamping itu pengaruh egoisentris sering terlihat, diantaranya berupa:
- a. Cita-cita dan idealism yang baik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa memikirkan akibat labih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.b. berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain daalm penilaiannya. Melalui banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam menghadapipendapat orang lain, maka sikap ego semakin berkurang dan diakhir masa remaja sudahsangat kecil rasa egonya sehingga mereka dapat bergaul dengan baik. http://h4md4ni.wordpress.com/perkembang-anak
Selasa, 29 November 2011
TEKNIK MELUKIS yang dapat diberikan pada ANAK SD
Ada beberapa cara mlukis yang
dapat diberikan untuk siswa SD, dengan melukis ekspresif ini siswa diharapkan
mampu untuk mengekspresikan pengalamannya berkarya seni,memberikan pengalaman
estetik anak.
1.
Melukis
dengan TEKNIK MELIPAT
a)
Siapkan alat dan bahan
·
Cat air/ pewarna kue
·
Palet/ tempat cat
·
Air
·
Kuas
·
Penggaris
·
Pensil
·
Buku gambar
b)
Buatlah garis tepi (1x1 cm) agar rapi
c)
Cairkan
pewarna dengan sedikit air pada tempat untuk mencampur warna. Jika pewarna
tidak terlalu kental, tidak perlu dicampur dengan air. Jika menggunakan pewarna
kue yang terbuat dari serbuk atau berupa tepung, berilah sedikit air untuk
mencairkannya. Hati-hati jangan terlalu encer.
d)
Teteskan
pewarna yang sudah disiapkan pada beberapa bagian di atas kertas. Dapat dipilih
beberapa warna untuk hasil yang lebih baik.
e)
Lipat kertas
pada bagian tengah sisi panjangnya.
f)
Gosoklah dengan hati-hati kertas yang sudah
dilipat dan ditetesi warna dengan menggunakan telapak tangan hingga rata,
jangan sampai ada warna yang masih mengumpul atau menggumpal.
g)
Bukalah lipatan kertasnya, maka akan
menghasilkan gambar yang dapat kalian beri judul sendiri.
2.
Melukis
dengan TEKNIK TARIKAN BENANG
a)
Siapkan Alat dan Bahan
·
Benang (45 cm)
·
Palet
·
Kuas
·
Cat Air
b)
Campurlah
perwarna dengan air
c)
Ambil benang
kasur kurang lebih sepanjang 40-45 cm.
d)
Celupkan
sebagian besar benang pada cairan pewarna, jika perwarna terlalu banyak
menempel pada benang, biarkan cairan pewarna menetes dulu. (misalnya dengan 3
warna)
e)
Jika
dirasakan pewarna telah cukup menempel pada benang, letakkan benang tersebut di
atas kertas. Cara meletakkan benang dapat diatur atau bebas sesuai kehendak
kalian. Ujung benang bekas pegangan letakkan di luar bidang kertas.
f)
Lalu
lipatlah kertas pada bagian tengah sisi panjangnya.
g)
Sambil menekan kertas dengan salah satu
telapak tangan, tariklah perlahan-lahan benang sampat keluar dari kertas. Cara
menarik kertas terserah kalian, biasa lurus ke bawah, lurus ke samping, atau
variasi dari keduanya.
h)
Setelah
benang terlepas semua dari atas kertas, bukalah kertas. Gambar apa yang kalian
dapatkan? Indah bukan?
i)
Untuk
menghasilkan beberapa bentuk dalam satu bidang gambar, cara di atas tadi dapat
dilakukan lagi dengan menggunakan warna yang berbeda. Maka akan menghasilkan
gambar yang lebih indah.
Langganan:
Postingan (Atom)