Minggu, 09 Oktober 2011

PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KESULITAN BELAJAR



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar.
Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar, kadang-kadang lamban kadang-kadang tidak  demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktivitas belajar. Kesulitan belajar merupakan kekurangan yang tidak nampak secara lahiriah. Ketidak mampuan dalam belajar tidak dapat dikenali dalam wujud fisik yang berbeda dengan orang yang tidak mengalami kesulitan belajar.
Belakangan ini banyak dijumpai kasus kesulitan belajar pada anak-anak kususnya anak yang duduk di sekolah dasar. Dalam hal ini orang tua dan guru sangat berperan penuh didalam mengatasi kesulitan belajar anak. Anak yang mengalami kesulitan belajar memerlukan perhatian kusus dari orang tua dan guru. Dirumah orang tua dapat mengawasi anak-anaknya untuk belajar, sehingga anak dapat terpacu untuk belajar. Begitupun di sekolah guru harus dapat memberi motivasi kepada anak dan menciptakan keadaan belajar-mengajar yang menyenangkan. Apabila kesulitan belajar anak tidak mendapat perhatian kusus dari oarang yang ada disekelilingnya termasuk di dalamnya orang tua, guru, dan teman sebaya maka akan membawa dampak negtif bagi anak tersebut. Sehingga harus ada kerja sama antara guru dan anak untuk dapat mengatasi kesulitan belajar peserta didik.
Oleh karena itu, perlu pembahasan lebih lanjut mengenai kesulitan beljar yang dialami oleh peserta didik.



1.2  Rumusan Masalah
1)      Bagaimana indikator anak didik yang mengalami kesulitan belajar?
2)      Apasajakah faktor-faktor  yang menyebabkan kesulitan belajar pada anak?
3)      Bagaimana langkah- langkah di dalam mengatasi kesulitasi kesulitan belajar pada anak?
4)      Apakah solusi kesulitan belajar pada anak?
1.3  Tujuan
1)      Memahami indikator anak didik yang mengalami kesulitan belajar.
2)      Memahami faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar pada anak.
3)      Memahami langkah-langkah di dalam mengtasi kesulitan belajar pada anak.
4)      Memahami solusi kesulitan belajar pada anak.



BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Kesulitan Belajar
Belajar secara sederhana dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari dan sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan sekitar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu.
            Prestasi belajar yang memuaskan dapat diraih oleh setiap anak didik jika mereka dapat belajar secara wajar, terhindar dari berbagai ancaman, hambatan dan gangguan. Namun, sayangnya ancaman, dan hambatan dan gangguan dialami oleh anak didik tertentu. Sehingga mereka mengalami kesulitan dalam belajar. Pada tingkat tertentu memang ada anak didik yang mampu  mengatasi kesulitan belajarnya, tanpa harus melibatkan orang lain. Tetapi pada kasus-kasus tertentu, karena anak didik belum mampu mengatasi kesulitan belajarnya, maka bantuan guru atau orang tua sangat didik. Pada dsarnya bagaimana seorang anak akan sukses dalam belajarnya apabila ia tidak mengetahui bagaimana cara belajar yang benar, walaupun ia telah belajar selama berjam-jam tapi hasil yang diperolehnya hanya sedikit sekali. Berbeda dengan anak yang tahu betul bagaimana cara belajar yang benar. Ia akan relatif lebih efektif dan efesien dalam mempergunakan waktu belajarnya.
Di setiap sekolah dalam berbagai jenis dan tingkatan pasti memiliki anak didik yang memiliki kesulitan belajar. Masalah yang ini tidak hanya dirasakan oleh sekolah modern di perkotaan, tapi juga dimiliki oleh sekolah tradisional di pedesaan dengan segala keminiman dan kesederhanaannya. Hanya yang membedakannya pada sifat, jenis dan faktor penyebabnya. Pada kegiatan belajar dan mengajar di sekolah ditemukan dua subjek, yaitu pendidik dan peserta didik. Dalam proses balajar ditemukan delapan tahap penting, yaitu :
1.      Sebelum belajar
Menurut Biggs dan Telfer dan Winkel, adalah ciri khas pribadi, minat,
kecakapan, pengalaman, dan keinginan belajar.
2.      Proses belajar, yaitu suatu kegiatan yang dialami dan dihayati  oleh siswa sendiri. Kegiatan atau prpses belajar ini terpengaruh oleh sikap, motivasi, konsentrasi, mengolah, menyimpan, menggali, dan tunjuk berprestasi.
3.      Sesudah belajar, merupakan tahap untuk prestasi hasil belajar.
4.      Proses belajar, merupakan kegiatan mental mengolah bahan belajar atau pengalaman yang lain.
5.      Proses belajar yang berhubungan dengan bahan belajar tersebut, dapat diamati oleh guru, dan umumnya dikenal sebagai aktivitas belajar siswa.
6.      Pengorganisasian belajar.
7.      Penyajian bahan belajar dengan pendekatan pembelajaran tertentu.
8.      Melakukan evaluasi belajar.

            Ada suatu pendapat yang keliru dengan mengatakan bahwa kesulitan belajar anak didik disebabkan rendahnya intelegensi. Karena dalam kenyataannya cukup banyak anak didik yang memiliki intelegensi yang tinggi, tetapi hasil belajarnya rendah, jauh dari yang diharapkan. Dan masih banyak anak didik yang dengan intelegensi yang rata-rata normal, tetapi dapat meraih prestasi yang tinggi, melebihi kepandaian anak didik yang memiliki intelegensi yang tinggi. Oleh karena itu, selain faktor intelegensi, faktor non intelegensi juga diakui dapat menjadi penyebab kesulitan belajar bagi anak didik.
            Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentuuntuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan ini mungkin disadari dan mungkin tidak disadari oleh orang yang mengalaminya, dan dapat bersifat sosiologis, psikologis atu fisiologis dalam keseluruhan proses belajarnya. Kesulitan belajar pada dasrnya suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis manifestasi tingkah laku baik secara langsung atupun tidak langsung. Sesuai dengan pengertian kesulitan belajar, maka tingkah laku yang dimanifestasikan ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu.

2. Indikator Anak Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar
Siswa yang mengalami hambatan ini biasanya tidak memiliki masalah dengan inteligensinya, ada yang mendekati rata-rata, rata-rata, atau diatas rata-rata. Namun pengaruh dari keadaan ini yang akan menyebabkan menurunnya kemampuan dan prestasi yang tidak menonjol pada siswa. Sayangnya, keadaan ini sulit diketahui baik oleh orang tua, dan guru. Keadaan ini biasanya baru disadari ketika prestasi anak menurun, tidak semangat dalam belajar, bahkan tidak naik kelas. Sehingga tidak jarang pula guru atau orangtua menilai anak sebagai anak yang malas, nakal, atau underachiever. Kesulitan belajar yang dialami oleh individu lebih berkaitan dengan proses kognitif.
Beberapa gejala sebagai indikator adanya kesulitan belajar anak didik dapat dilihat dari petunjuk-petunjuk berikut:
1.      Menunjukkan prestasi belajar yang rendah, di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok anak didik di kelas.
2.      Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Padahal anak didik sudah berusaha belajar dengan keras, tetapi nilainya selalu rendah.
3.      Anak didik lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal dengan kawan-kawannya dalam segala hal.
4.      Anak didik menunjukkan sikap yang kurang wajar, acuh tak acuh, berpura-pura, berdusta, mudah tersinggung, dsb.
5.      Anak didik menunjukkan tngkah laku yang tidak seperti biasanya ditunjukkan kepada orang lain. Dalam hal ini misalnya anak didik menjadi pemurung, pemarah, selalu bingung, selalu sedih, kurang gembira, atau mengasingkan diri dari kawan-kawan sepermainan.
6.      Anak didik yang tergolong memiliki IQ tinngi, yang secara potensial mereka seharusnya meraih prestasi belajar yang tinggi, tetapi kenyataannya mereka mendapatkan prestasi belajar yang rendah.
7.      Anak didik yang menunjukkan prestasi belajar yang tinggi untuk sebagian besar mata pelajaran, tetapi dilain waktu prestasi belajarnya menurun drastis.

3. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Masalah kesulitan belajar ini, tentunya disebabkan oleh berbagai faktor. Untuk memberikan suatu bantuan kepada anak yang mengalami kesulitan belajar, tentunya kita harus mengetahui terlebih dahulu faktor apa yang menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar.
Faktor penyebab kesulitan belajar menurut Abdul Rahman dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor exsternal
Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu:
A. Faktor internal (faktor dari dalam diri anak itu sendiri ).
Menurut Asniar Khumas, Spsi, Msi, seorang psikolog, faktor internal merupakan sebuah dorongan yang berada pada diri anak sendiri. Faktor ini yang mendorong seorang anak mencapai sesuatu, jika dalam diri anak tidak ada dorongan atau motivasi maka anakpun pasti tidak akan pernah berusaha untuk mencapai sesuatu. Pemberian dorongan atau motivasi ini mutlak harus selalu diberikan oleh orang-orang yang berada di sekitar anak, orang tua dan guru contohnya, sehingga akan menimbulkan suatu tekad dan semangat yang kuat dalam diri anak untuk mencapai prestasi dalam belajar. Selain itu yang mempengaruhi proses belajar anak adalah:
1.      Sikap terhadap belajar
            Dalam hal ini siswa memperoleh kesempatan belajar, meskipun demikian siswa dapat menerima, menolak, atau mengabaikan kesempatan belajar tersebut. Sebagai contoh; seorang siswa yang tidak lulus ujian menolak ikut ulangan di kelas lain. Siswa tersebut bersikap menolak ulangan karena ujian dilaksanakan di kelas lain. Akibatnya akan berpengaruh kepada perkembangan kepribadian. Oleh karena itu, ada baiknya peserta didik mempertimbangkan akibat sikap terhadap belajar.
2.      Motivasi belajar
          Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Lemahnya motivasi atau tidaknya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar.
3.      Konsentrasi belajar
          Merupakan kemampuan memutuskan perhatian pada pelajaran menurut Rooijakker kekuatan, perhatian selama 30 menit telah menurun. Yang menyarankan agar pendidik memberikan istirahat selama beberapa menit.
4.      Mengolah bahan belajar
          Merupakan kemampuan siswa menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi peserta didik.
5.      Menyimpan perolehan hasil belajar
          Merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan.
6.      Menggali hasil belajar yang tersimpan
          Merupakan proses mengaktifkan pesan yang telah diterima.
7.      Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar
          Merupakan suatu puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan belajar.
8.      Rasa percaya diri peserta didik
          Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil.
9.      Intelegensi dan keberhasilan belajar
          Menurut Wechler (Monks dan Knoers, Siti Rahayu Haditono) intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah berpikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi aktual bila peserta didik memecahkan masalah atau kehidupan sehari-hari kebiasaan belajar.
10.  Kebiasaan belajar
          Belajar yang baik harus dilakukan setiap hari entah itu berapa menit harus dilakukan secara teratur dan terus menerus. Hal itu juga harus didukung oleh orang tua atau wali bagi peserta didik.
1).  Faktor fisiologi
Faktor fisiologi adalah factor fisik dari anak itu sendiri. seorang anak yang sedang sakit, tentunya akan mengalami kelemahan secara fisik, sehingga proses menerima pelajaran, memahami pelajaran menjadi tidak sempurna. Selain sakit faktor fisiologis yang perlu kita perhatikan karena dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan diantaranya adalah:
1.      Kondisi-kondisi fisiologis yang permanen
Kemungkinan penyebabnya meliputi,
a.       Intelegensi yang terbatas. Misalnya, seorang anak yang mempunyai intelegensi rendah disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu barang kali sewaktu terjadi pembuahan ibu yang sedang mengandung 3 bulan menderita sakit campak dan penyakit itu secara terus menerus merusak perkembangan sistem syaraf anak yang masih dalam kandungan. Kasus lain yaitu ada kerusakan pada waktu lahir pada tu7lang kepala yang rawan dan kerusakan-kerusakan itu mempengaruhi sel-sel otak.
b.      Hambatan persepsi. Anak yang mengalami hambatan persepsi berbeda dengan anak yang mengalami hambatan mental. Bagi anak yang mengalami hambatan persepsi ada harapan untuk maju. Murid yang mengalami hambatan perepsi tidak dapat belajar dengan baik, jika memakai metode yang biasanya di terapkan pada sebagian besar murid yang lain.
c.       Hambatan penglihatan dan pendengaran. Apabila mekanisme mata atau telinga kurang berfungsi maka kesan yang diperoleh seorang anak dari guru akan menyimpang atau bahkan tidak memperolehnya. Ia tidak pernah menerima dalam otaknya suatu image yang benar mengenai penglihatan dan suara-suara sewaktu  (R.I. Sarumpaet, 1992)
2.      Kondisi-kondisi fisiologis yang temporer
a.       Masalah makanan
Makanan dibutuhkan untuk pertumbuhan badan anak yang badannya sedang tumbuh memerlukan makanan yang dapat membantu pertumbuhan tersebut. Dibutuhkan bermacam-macam zat dari makanan untuk pertumbuhan urat tulang dan gigi.
b.      Kecanduan
Alkohol, ganja dan sejenisnyadapat menimbulkan kecanduan. Pada mulanya kebiasaan itu kelihatan tidak berbahaya dan mudah ditinggalkan, tetapi sebelum bahaya itu disadari, kuasa kemauan sudahhilang sehingga kebiasaan itu tidak dapat ditinggalkan lagi.
c.       kecapain atau kelelahan
kondisi fisiologis pada umumnyasangat mempengaruhi prestasi belajar seseorang.
2). Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah berbagai hal yang berkenaan dengan berbagai perilaku yang ada dibutuhkan dalam belajar. Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar tentunya memerlukan sebuah kesiapan, ketenangan, rasa aman. Selain itu yang juga termasuk dalam factor psikoogis ini adalah intelligensi yang dimiliki oleh anak. Anak yang memiliki IQ cerdas (110 – 140), atu jenius (lebih dari 140) memiliki potensi untuk memahami pelajaran dengan cepat. Sedangkan anak-anak yang tergolong sedang (90 – 110) tentunya tidak terlalu mengalami masalah walaupun juga pencapaiannya tidak terlalu tinggi. Sedangkan anak yang memiliki IQ dibawah 90 ataubahkan dibawah 60 tentunya memiliki potensi mengalami kesulitan dalam masalah belajar. Untuk itu, maka orang tua, serta guru perlu mengetahui tingkat IQ yang dimiliki anak atau anak didiknya. Selain IQ faktor psikologis yang dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar adalah bakat, minat, motivasi, kondisi kesehatan mental anak, dan juga tipe anak dalam belajar.
B. Faktor eksternal (faktor dari luar diri anak).
Dari luar diri anak terdapat tiga elemen utama yang saling berkaitan dalam mendukung proses belaajar anak. Ketiga komponen itu adalah orang tua, guru, dan pergaulan. Apabila ketiga elemen ini dapat bersinergi maka anakpun akan semakin terpacu semangatnya dalam belajar dan meraih prestasi yang lebih tinggi.
1). Faktor-faktor sosial
Yaitu faktor-faktor seperti cara mendidik anak oleh orang tua mereka di rumah. Anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian yang cukup tentunya akan berbeda dengan anak-anak yang cukup mendapatkan perhatian, atau anak yang terlalu diberikan perhatian. Selain itu juga bagimana hubungan orang tua dengan anak, apakah harmonis, atau jarang bertemu, atau bahkan terpisah. Hal ini tentunya juga memberikan pengaruh pada kebiasaan belajar anak. Orang tua yang terlalu menekan agar anak selalu berprestasi disekolah justru akan membuat anak menjadi antipati terhadap pelajaran di sekolah. Biasanya anak bukannya menjadi semangat untuk belajar tetapi malah menjadi malas. Terlebih lagi bagi orang tua yang tidak bisa menghargai prestasi yang telah diperoleh anak di sekolah. Selain itu membanding-bandingkan prestasi anak terhadap temannya akan berdampak positif juga negatif  karena, itu dapat memotivasi anak lebih maju atau bahkan menurunkan motivasi anak tersebut. Sehingga dalam hal ini orang tua harus lebih tanggap di dalam mengatasi kesulitan belajar anak. Selain dari orang tua yang memiliki peran penting adalah guru. Seorang guru juga harus mampu menjaga inofator dan inspirator bagi anak didik di dalam belajar. Pergaulan anak juga ikut serta berperan di dalam hal ini, karena anak pada dasarnya sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama teman. Faktor lingkungan masyarakat juga mempengaruhi di dalam penyebab kesulitan belajar, karena pada dasarnya manusia tidak dapat terlepas dari pengaruh manyarakat terutama anak-a

4. Langkah-langkah Mengenali Anak Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar
 a. Observasi yang meliputi: Bagaimana anak didik dalam mengikuti pelajaran?.
Ada gejala-gejala cepat lelah, mudah mengantuk, sukar memusatkan perhatian, catatan tidak lengkap, malas memperhatikan materi pelajaran yang diberikan. Bagaimana psikofisiknya dalam menghadapi pelajaran yang akan diberikan? Biasanya anak didik yang malas menerima pelajaran kurang kreatif dan cekatan dalam mempersiapkan segala sesuatu.
b. Interview terhadap orang yang berada disekelilinnya yaitu orang tua, teman dekat anak, bahkan guru pengajarnya yang dapat memberikan informasi tentang kesulitan anak.
c. Dokumentasi merupakan suatu cara yang digunakan dalam upaya mencari faktor-faktor penyebab yang menyebabkan anak didik mengalami kesulitan belajar melalui dokumen anak didik itu sendiri. Diantara yang perlu dicari adalah hubungan dengan: Riwayat hidup anak didik, prestasi anak didik, kumpulan ulangan, catatan kesehatan anak didik, buku rapot anak didik, buku catatan untuk semua mata pelajaran, dan sebagainya.
d. Tes diagnostik, dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami anak didik berdasarkan hasil tes formatif sebelumnya. Tes diagnostik memerlukan sejumlah soal untuk suatu mata pelajaran yang diperkirakan kesulitan bagi anak didik. Tes diagnostik disebut juga test of entering behavior, yaitu suatu cara untuk mengetahui tingkat dan jenis karasteristik perilaku yang anak didik miliki ketika dia mau mengikuti kegiatan interaksi edukatif di kelas. Dengan kata lain sejauh mana tingkat penguasaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang mau diberikan guru.

Mengidentifikasi Kasus Kesulitan Belajar
Sebagai contoh permasalahan yang pernah dialami Ruri (nama samaran). Saat ini Ruri duduk dibangku kelas 6 SD. Prestasinya di sekolah hanya pas-pasan meskipun orangtuanya telah memanggil guru privat untuk membantunya mengerjakan tugas di sekolah dan mengajarinya pelajaran sekolah. Pada saat Ruri masih kelas 1, dia pernah hampir tidak naik kelas karena nilai raportnya yang kurang. Sampai di kelas 2, dia masih lamban dalam menulis serta membutuhkan orang lain untuk membantunya membaca.
Dia jarang mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Gurunya mengatakan bahwa dia anak yang malas belajar. Yang diketahui oleh orang tua Ruri saat itu adalah bahwa gurunya tidak bisa mengajar dan memberikan bimbingan dengan baik terhadap anaknya. Berbagai cara dan upaya telah dilakukan orang tua Ruri agar anaknya bisa lulus SD dengan nilai yang cukup baik. Hingga suatu hari orang tuanya mendapat saran untuk membawa anaknya ke Psikolog, setelah dilakukan beberapa pengetesan ternyata diketahui bahwa Ruri mengalami kesulitan belajar.

2.4  Solusi Kesulitan Belajar pada Anak
Sebelum kita membahas tentang solusi kesulitan belajar lebih baik kita mengetahui dulu proses pemecahan kesulitan belajar. Adapun langkah-langkah dalam proses pemecahan kesulitan belajar meliputi :
1.      Memperkirakan kemungkinan bantuan
Yang meliputi :
a.       Apakah murid tersebut mungkin ditolong untuk mengatasi kesulitannya atu tidak?
b.      Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang dialami murid tertentu?
c.       Kapan dan dimana pertolongan itu dapat diberikan?
d.      Siapa yang dapat memberikan pertolongan atau bantuan?
e.       Bagaimana cara menolong murid yang efektif?
f.       Siapa saja yang harus dilibatkan dalam menolong murid?
2.      Menetapkan kemungkinan cara mengatasi
Rencana itu hendaknya berisi  :
a.       Cara-cara yang harus ditempuh untuk menyembuhkan keseulitan yang dialami murid.
b.      Menjaga agar kesulitan yang serupa jangan sampai terulang lagi.
3.      Tindak lanjut
Setelah murid mendapatkan bantuan maka dapat dilakukan tindak lanjut sebagai berikut :
a.       Mengajarkan tes hasil belajar murid dalam bidang studi yang dianggap sulit.
b.      Melakukan wawancara dengan murid yang bersangkutan untuk mengetahui pendapat murid tentang kesulitannya.
c.       Wawancara dengan guru dan orang tua mengenai perubahan yang telah terjadi.
d.      Menganalisa hasil belajar yang telah dicapai dan informasi lainnya.
e.       Observasi kegiatan murid dalam belajar ( departemen pendidikan dan kebudayaan, 1989 )
Untuk mengatasi masalah kesulitan belajar yang terkait dengan sebab faktor kurangnya kematangan mental (kognitif), emosional dan psikologis, beberapa tips yang perlu diketahui oleh orang tua adalah sebagai berikut :
  • Pilih waktu yang baik untuk belajar
  • Pakai buku yang digunakan guru di sekolah
  • Ciptakan suasana belajar yang nyaman dan tenang
  • Melatih anak untuk mendiskusikan isi suatu buku dengan hanya melihat judul buku/sampulnya sebelum anak mulai membaca
  • Melatih anak untuk mengenal angka atau huruf dengan alat peraga yang dapat diraba dan dengan warna-warna menarik
  • Melatih anak untuk mengenal operasionalisasi tanda dalam matematika dengan memberikan contoh-contoh dari kehidupan sehari-hari
  • Hindari komentar yang negatif
  • Berikan kesempatan kepada anak bila ingin mencoba menyelesaikan pekerjaan rumahnya sendiri
  • Membantu anak belajar sambil bermain
Namun, beberapa kasus kesulitan belajar yang disertai dengan gejala kurangnya kemampuan konsentrasi atau bahkan gangguan hiperaktif, penanganan yang lebih komprehensif memang perlu dilakukan dengan melibatkan tenaga yang ahli di bidangnya.
            Selain usaha di atas usaha yang dapat dilakukan anak untuk meningkatkan hasil belajarnya adalah sebagai berikut:
1.      Belajar bagaimana cara belajar.
2.      Tahu pasti apa yang dipelajari.
3.      Paham akan hambatan yang dihadapi dalam proses belajar dan dapat menyingkirkannya. Segera mempraktekkan semua yang diperolehnya dalam belajar tadi.
Pada intinya apabila anak tersebut mampu mengidentifikasi dengan pasti hambatan apa saja yang ada dan mampu menyingkirkannya, maka langkahnya langkahnya dalam beljar tidak perlu terhenti.





BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Berdasarkan pembehasan di atas dapat disimpulkan bahwa, kesulitan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang harus dipahami oleh peserta didik itu sendiri, orang tua, dan guru. Banyak peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, tetapi mereka tidak mengetahui yng mereka alami. Peran orang tua sangatlah penting untuk selulu mengawasi cara belajar anak. Orang tua harus mampu memberikan motivasi kepada anak, sehingga anak memiliki kesadaran untuk belajar tanpa harus ada paksaan. Penghargaan ketika anak mencapai prestasi merupakan suatu hal yang penting, karena mereka juga ingin usahanya dihargai dan diperhatikan. Sebaliknya apabila anak mengalami prestasi yang kurang, orang tua dilarang untuk mengucapkan hal-hal kasar yang dapat membuat semangat anak untuk belajar menurun bahkan anak tersebut malas untuk belajar lagi. Selain orang tua yang memiliki peranan yang sangat penting didalam prrestasi belajar anak adalah guru. Guru sangat berperan penuh didalam keberhasilan anak didiknya. Selain hal tersebut faktor linkungan juga berpengaruh terhadap kesuksesan belajar anak.
3.2  Saran
Guru seharusnya bekerjasama dengan orang tua guna meningkatkan prestasi belajar anak. Setiap anak memiliki kesulitan-kesulitan belajar yang berbeda-beda, hal inilah yang sulit dilakukan oleh guru didalam mengedintivikasi kesulitan beljar anak, dengan adanya kerjasama dengan orang tua diharap kan mampu mengenalai dan membeerikan solusi kepada kesulitan belajar kepada peserta didik. Selain itu diperlukan juga motivasi untuk belajar dari guru maupun dari maupun orang tua. Dalam hal ini lingkungan juga berpengaruh, maka sebaiknya anak dibiasakan dengan lingkungan yang disiplin khususnya didalam proses belajar. Dengan pembiasaan-pembiasaan yang seperti itulah diharapkan anak dapat meningkatkan dan sadar akan kepentingan belajar. Anak yang memiliki kesadaran untuk belajar kemungkinan besar tidak akn ada hambatan mengenai proses belajarnya. Belajar tanpa paksaan itu lebih baik bagi proses belajar anak.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Achmad. 1984/985. Petunjuk Penyelenggaraan SLB. Jakarta: PT Bina Flora Utama.
Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Gredler, Margaret E.Bell. 1991. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: CV Rajawali.
Holsten, Herman. 1986. Ilmu Pendidikan Teoristis dan Praktis. Bandung: Remadja Karya CV.
Holsten, Herman. 1986. Murid Belajar Mandiri. Bandung. Remadja karya CV Bandung.
Jihad, Asep.2008.Evaluasi Pembelajaran.Yogyakarta: Multi Prestindo.
Mudjiman, Haris. 2009. Belajar Mandiri. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT.
Nasution, S. 1988. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Bina Aksara.
Nugroho.W. 2007.Belajar Mengalami Hambatan. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Nugroho, W. 2007. Belajar Mengatasi Hambatan Belajar. Jakarta: Prestasi Pustakakarya.
Purwanto, Ngalim., dkk. 1986. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya CV.
Surjadi, A. 1989. Membuat Siswa Aktif Belajar. 165 Cara Belajar Mengajar Dalam Kelompok. Bandung: CV Mandar Maju.
Wood, Derek,dkk. 2009. Kiat Mengatasi Gangguan Belajar. Yogyakarta: Katahati.
Zaim Aswan,dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Wood.Derek.
Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Djamarah Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

2 komentar:

  1. Slm kenal mbk sinta, nama saya Ria.. Saya mhsswi psikologi di plmbg smstr 8 yg lg nyusun skrpsi.. Saya suka sma artikel mbk, klo saya blh tau yg bukuny Nugroho belajar mengatasi hambatan belajar itu buku ny dpt dimana yaa? Saya cari gak dpt tuh bukunyaa.. Mksh yaaa mbk..

    BalasHapus
  2. Casino Rewards Promo Codes - Jammyhub
    Earn cash for 충주 출장안마 Casino Rewards. Check out the latest casino bonus codes at JAMMYhub.com. 남양주 출장안마 Claim more free 강릉 출장안마 casino 밀양 출장안마 rewards and play 안동 출장마사지 slots!

    BalasHapus